رَبِّ اغْفِرْ لِى وَتُبْ عَلَىَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ
الرَّحِيمُ
‘Robbigfirliy wa tub
‘alayya, innaka antat tawwabur rohim’ [Ya Allah ampunilah aku dan
terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat lagi Maha
Penyayang] sebanyak 100 kali. (HR. Abu Daud. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al
Albani dalam Silsilah Ash Shohihah no. 556)
Dan bacaan istighfar yang
paling sempurna adalah penghulu istighfar (sayyidul istighfar)
sebagaimana yang terdapat dalam shohih Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu
‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Penghulu istigfar adalah apabila engkau mengucapkan,
اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، خَلَقْتَنِيْ
وَأَنَا عَبْدُكَ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ
بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ، وَأَبُوْءُ
بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
“Allahumma anta robbi laa
ilaha illa anta, kholaqtani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala ‘ahdika wa wa’dika
mastatho’tu. A’udzu bika min syarri maa shona’tu, abuu-u laka bini’matika
‘alayya, wa abuu-u bi dzanbi, faghfirliy fainnahu laa yaghfirudz dzunuuba illa
anta [Ya Allah! Engkau adalah Rabbku, tidak ada Rabb yang berhak disembah
kecuali Engkau. Engkaulah yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku akan
setia pada perjanjianku dengan-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari
kejelekan yang kuperbuat. Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui
dosaku, oleh karena itu, ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa
kecuali Engkau].” (HR.
Bukhari no. 6306)
Faedah dari bacaan ini adalah
sebagaimana yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sabdakan dari
lanjutan hadits di atas,
وَمَنْ قَالَهَا مِنَ النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا ، فَمَاتَ مِنْ
يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِىَ ، فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ ، وَمَنْ قَالَهَا
مِنَ اللَّيْلِ وَهْوَ مُوقِنٌ بِهَا ، فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ ، فَهْوَ
مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ
»
“Barangsiapa
mengucapkannya pada siang hari dan meyakininya, lalu dia mati pada hari itu
sebelum waktu sore, maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa
mengucapkannya pada malam hari dalam keadaan meyakininya, lalu dia mati sebelum
waktu pagi, maka dia termasuk penghuni surga.”
Hadits sayyidul istigfar ini meliputi makna taubat dan terdapat pula
hak-hak keimanan. Di dalam hadits ini juga terkandung kemurnian ibadah dan
kesempurnaan ketundukan serta perasaan sangat butuh kepada Allah. Sehingga
bacaan dzikir ini melebihi bacaan istigfar lainnya karena keutamaan yang
dimilikinya. –Semoga kita termasuk orang yang selalu merutinkannya di setiap
pagi dan sore-
Bacaan istigfar lainnya adalah sebagaimana terdapat dalam shohih Bukhari dari
istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Aisyah radhiyallahu ‘anha.
Aisyah berkata bahwa beliau mendengar
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam (ketika menjelang kematiannya) sedang bersandar padanya.
Lalu beliau mengucapkan,
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى وَارْحَمْنِى وَأَلْحِقْنِى بِالرَّفِيقِ
الأَعْلَى
“Ya Allah, ampunilah aku,
kasihilah aku dan kumpulkanlah aku bersama orang-orang sholih.” (HR.
Bukhari no. 5674. Lihat Al Muntaqho Syar Al Muwatho’

Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Peringatan..!!
1.Budayakan saat berkomentar dengan kata-kata yang baik dan sopan
2.Dilarang mempromosikan blog di komentar
3.Dan katakan jika itu perlu untuk menmbah masukan kepada admin blog untuk lebih baik kedepannya..
Syukron katsiron